Kata Pengantar: Mitos Penciptaan
◆◇◆◇◆
A / N:
Tidak ada sihir, tidak ada skill, tidak ada pekerjaan, tidak ada status dan harem. Tidak ada “Saya kuaaaat.” (T / N: artinya khas OP MC) Sebaliknya, protagonis adalah yang terlemah.
Tokoh utama, yang merupakan seorang siswa SMA biasa, meneteskan air mata, muntah dan menggertakkan giginya dan berperang sambil memimpin teman-temannya di dunia lain tempat dia dipanggil secara tiba-tiba. Ini adalah kisah tentang dirinya yang dijuluki penghancur terburuk di dalam sejarah.
* Waktu ketika karakter utama memutuskan untuk berperang pada Bab 13.
* Perang pertama karakter utama akan terjadi pada Bab 17 hingga Bab 19.
◆◇◆◇◆
Pertama , kematian Dewa Penciptaan dan Kelahiran Phanteneum.
Lebih kuno dari beribu-ribu tahun, lebih tua dari puluhan ribu tahun.
Pertama, pada mulanya, terdapat Dewa Penciptaan.
Dimana pada saat itu dunia belum terbentuk.
Tidak ada seorang pun selain Dia dan tidak ada yang lain selain Dia.
Dia sendirian.
Dia berharap dan bertanya-tanya, kapan makhluk yang mirip dengan Dia akan muncul. Dia terus menunggu dengan sabar pada saat itu. Namun, bahkan setelah waktu yang lebih lama dari ratusan tahun berlalu, tidak ada yang lain selain Dia.
Dewa Penciptaan yang akhirnya tidak tahan dengan kesepian, mengakhiri hidupnya sendiri.
Setelah dia melakukannya, tujuh Dewa lahir dari tubuhnya yang sudah mati.
Dewa Api lahir dari darah-Nya yang mengalir.
Dewi Air lahir dari air mata-Nya.
Dewi Bumi lahir dari daging-Nya.
Dewa Angin tercipta dari nafas terakhirnya.
Dewa Binatang lahir dari alat kelaminnya.
Dewa Burung lahir dari rambut tubuh-Nya.
Dan, pada akhirnya, Dewa Manusia lahir dari kepala-Nya.
Kedua, penciptaan dunia beserta manusia.
Dewa Api yang paling pertama lahir menciptakan Matahari denga menempatkan hati yang membara dari Dewa Penciptaan di langit karna dunia terlalu gelap. Karna ini, dunia di penuhi dengan cahaya dan diselimuti dengan panas yang mirip dengan pembakaran. Setelah itu dia menciptakan Kadal, Ular dan semacamnya dari tubuh Dewa Penciptaan, dan mereka memuja Dewa Api.
Setelah Dewa Api memberi mereka kekuatan, mereka berubah menjadi Dinosaurus.
Karena dunia hampir hangus terbakar karena cahaya Matahari, Dewa Air menciptakan awan untuk menghalangi cahaya dan membuatnya menurunkan hujan untuk menekan panas.
Setelah itu, ikan lahir dari tubuh Dewa Penciptaan, dan mereka memuja Dewi Air.
Setelah Dewi Air memberi mereka sedikit kekuatan, mereka berubah menjadi Duyung.
Karena dunia hampir tertutup oleh air, Dewi Bumi memastikan bahwa tubuh Dewa Penciptaan tidak tenggelam sehingga bisa berfungsi sebagai Benua dan Gunung.
Lalu Serangga lahir dari tubuh Dewa Penciptaan, dan mereka memuja Dewa Bumi.
Ketika Dewi Bumi memberikan mereka kekuatan, mereka berubah menjadi Dwarf.
Karena dunia menjadi terlalu kasar dan padat, Dewa Angin lalu meniup nafasnya ke tanah.
Setelah itu, pohon dan rumput tumbuh dari tubuh Dewa Penciptaan, dan mereka memuji Dewa Angin.
Setelah Dewa Angin memberikan mereka kekuatan, mereka berubah menjadi Elf.
Melihat dunia akan ditutupi oleh banyaknya tanaman, Dewa Binatang memetik tanaman yang telah menyebar terlalu banyak.
Setelah itu, binatang-binatang lahir dari tubuh Dewa Penciptaan, dan mereka memuji Dewa Binatang.
Setelah Dewa Binatang memberikan mereka kekuatan, mereka berubah menjadi Zoan.
Karena dunia hampir dipenuhi dengan mayat binatang yang begitu banyak, Dewa Burung kemudian membersihkannya.
Setelah itu, burung-burung lahir dari tubuh Dewa Penciptaan, dan mereka memuji Dewa Burung.
Setelah Dewa Burung memberikan mereka kekuatan, mereka berubah menjadi Harpyans.
Dewa Manusia, yang mendengar suara pemujaan dari hewan yang membanjiri dunia untuk Dewa mereka masing-masing, mengatakan ini :
“Aku juga ingin menciptakan makhluk yang memujaku, seperti yang dilakukan saudara-saudariku.”
Setelah mengatakan itu, manusia dilahirkan dari tubuh Dewa Penciptaan.
Namun, manusia yang dilahirkan tidak memiliki cakar, tidak ada taring, tidak ada bulu dan tidak ada sisik. Mereka adalah makhluk lemah hingga di mana mereka mungkin akan segera mati jika dibiarkan begitu saja.
“Aah! Aku penasaran, mengapa aku malah menciptakan makhluk lemah seperti itu? ”
Dewa Manusia berduka dan menjerit dengan sangat keras.
Dewa Api, yang tidak bisa hanya menyaksikan itu, mengajarkan manusia pengetahuan bagaimana menggunakan api.
Namun, Dewa Manusia masih belum berhenti meratapi itu.
Selanjutnya, Dewi Air memberi manusia pengetahuan bagaimana menggunakan air dan mengajari mereka cara menangkap ikan.
Namun, Dewa Manusia masih belum berhenti meratapi itu.
Selanjutnya, Dewi Bumi memberi mereka pengetahuan bagaimana mengolah tanah untuk mendapatkan makanan, Dewa Angin memberi mereka pengetahuan bagaimana cara mendapatkan buah dari tanaman, Dewa Binatang memberi mereka pengetahuan tentang cara melawan binatang buas dan Dewa Burung memberi mereka pengetahuan tentang cara menjatuhkan burung.
Dewa Manusia, yang akhirnya puas dengan itu, berhenti berduka dan berkata kepada manusia,
“Kalian bisa menggunakan api, menangkap ikan, mengolah tanah, memetik buah, berburu binatang dan menjatuhkan burung. Tidak apa-apa bagimu untuk berkembang dengan megah sambil mendapatkan segalanya di dunia ini. ”
Dengan demikian manusia diberi keserakahan untuk mencuri setiap kepemilikan dunia ini oleh Dewa Manusia.
- Ekstrak dari Myth of Creation yang di wariskan di Benua Seldeas
Komentar
Posting Komentar